Sunday, July 10, 2011

sisa RINDU untukmu,

kau...
adalah penyejuk kalbuku yg yg paling mengerti aku, peneduh jiwaku pelipur sedihku
kita pernah berjanji, akan selalu bergenggam tangan memandangi langit biru
menatap jutaan bintang dimalam hari,  yg indah
hingga kita menua dan terpisah oleh waktu
kita, pernah berjanji saling berbagi dalam menghadapi terjalnya hidup
melawan dunia yg kadang tak lagi indah
aku pernah berjanji, memilikimu yang tak sempurna dan mencintaimu dengan cara yg sempurna
SEUMUR HIDUPKU
setiap katamu adalah nafas bagi hidupku, tatapan matamu adalah cahaya yg menyinari  jalanku, senyummu bagai penuntun kearah mana saja yg menuju kedamaian, di sisimu  entah itu sesat...!
tapi itu semua kini tinggal  sebuah cerita yg usang, 
cerita tentang dirimu kini hanya ode yg melagukan kesedihanku, lirih..!
dulu nama-MU yg selalu kusenandungkan dalam tiap bait syairku, kini hanya hiasan indah diantara jejeran batu nisan yg tertata rapi, sebagai penanda engkau sedang disana sedang terlelap menanti waktu berganti.
denyut jantungmu mungkin telah mati, tapi cinta yg kau tanam dalam jiwaku, masih mekar dan tak pernah mati 
aku tahu, Kau sedang menatapku dari surga, kini kurindu ingin memelukmu, seperti dulu aku memelukmu saat kau bahagia, ataupun saat kau menagis karena hatimu yg lembut sedang bersedih...!!
KINI aku sedang terdiam dalam sepi, memeluk sisa-sisa kenangan tentang dirimu, dalam rindu yg kutangisi
(semoga kau tenang di sisinya, always LOVE YOU ***)

Tuesday, June 7, 2011

METODE BELAJAR BAHASA INGGRIS

·        Pendahuluan

          Secara teoretis, argumen tentang pentingnya memahami gaya belajar peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal sudah menjadi simpulan utama. Masing-masing individu, termasuk peserta didik, memiliki gaya belajar berbeda. Senada dengan pendapat Mann dan Sabatino (1985) bahwa individu dengan IQ yang sama, kecakapan yang sama, dan kemampuan memproses informasi yang sama, dalam banyak hal akan berbeda dari cara mereka menerima sesuatu, cara berfikir, menyelesaikan berbagai persoalan, dan mengingat sesuatu.
            Hasil belajar optimal menurut Cutt (1984) akan diperoleh apabila beragam perbedaan seperti kebiasaan, minat, dan gaya belajar pada peserta didik diakomodasi oleh guru melalui pilihan metoda mengajar dan materi ajar yang sesuai dengan gaya belajar (learning style) peserta didik. Naiman et al (1978) juga mengemukakan bahwa pengajaran bidang studi apapun, termasuk pengajaran bahasa Inggris, hanya bisa ditingkatkan kualitasnya, apabila guru memahami karakteristik peserta didik dengan baik termasuk gaya belajar mereka. Kemudian, informasi tentang peserta didik tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih metode, teknik mengajar, dan materi ajar yang sessuai dengan keberagaman gaya belajar peserta didik.
            Akan tetapi, dalam praktek pembelajaran, informasi dari peserta didik, termasuk gaya belajar, belum dijadikan pertimbangan dalam pemilihan metoda, teknik, atau materi ajar pada hampir setiap tempat baik sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hargove dan Poteet (1994:27) bahwa, “one of the most neglected aspect of diagnostic activity with students is the determination of their unique learning style.” Hargove dan Poteet menempatkan aspek gaya belajar peserta didik menjadi bagian yang paling terlupakan untuk dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Davis (1989) percaya jika gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru sejalan, maka banyak hal-hal positif yang bisa dicapai secara optimal seperti suasana belajar yang menyenangkan, motivasi belajar dan minat siswa meningkat, dan hasil belajar yang semakin meningkat. Sebaliknya, kata Davis (1989:45), “If teachers’ teaching styles and students’ learning styles do not match, there is usually disappointment and frustration on both sides.”  Atas pertimbangan tersebut, gaya belajar bahasa Inggris siswa haruslah menjadi salah satu bagian pertimbangan yang penting bagi seorang guru. Kemudian melihat masih rendahnya nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) di Kota Padang termasuk bidang studi Bahasa Inggris, hal ini dapat ditimbulkan oleh belum sesuainya gaya belajar siswa dengan gaya mengajar guru.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di Kota Padang perlu diidentifikasi gaya belajar siswa. Hasil identifikasi ini akan bermanfaat sebagai pertimbangan bagi guru bahasa Inggris dalam pemilihan metoda, teknik atau materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Pada gilirannya, diharapkan, kualitas pembelajaran bahasa Inggris akan menjadi lebih baik. Penelitian ini merupakan salah satu upaya nyata untuk mencapai tujuan tersebut.
            Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: Apa profil gaya belajar (learning style) bahasa Inggris siswa SMA Negeri 7 Kota Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2006?
            Gaya belajar sudah didefinisikan oleh beberapa ahli. Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar. Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan. Definisi yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.
            Ehrman dan Oxford (1990:360) mengkalisifikasikan gaya belajar bahasa kedalam empat bagian utama: sensory preferences, personality types, desired degree of generality, and biological differences. Sensory preferences adalah cara belajar yang disenangi oleh seseorang yang terbagi kedalam empat bagian utama: visual, auditory, kinestetik, dan taktil. Siswa dengan gaya belajar visual lebih suka memproses informasi melalui simulasi visual. Kekuatan berada pada apa yang bisa mereka lihat. Bagi mereka belajar akan sulit dipahami tanpa dibantu oleh media yang dapat dilihat. Siswa dengan gaya belajar auditory lebih suka mendengar penjelasan. Kekuatan berada pada telinga. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dan taktil, lebih suka dengan kegiatan yang menghendaki adanya gerakan seperti role play, drama, diskusi, atau debat. Mereka tidak suka belajar dengan hanya duduk dan mencatat.  
            Berdasarkan personality types, Oxford (2001) mengelompokkan siswa menjadi dua bagian: ekstrovet dan introvert. Siswa dengan gaya belajar ekstrovet lebih suka berinteraksi dengan orang lain untuk memperoleh pengetahuan. Mereka tidak malu bertanya kepada orang lain jika ada sesuatu yang tidak mereka ketahui. Sebaliknya siswa dengan gaya belajar introvert lebih suka menganalisa sendiri, bekerja sendiri. Mereka kelihatan lebih tertutup untuk berinteraksi dengan orang lain. Gaya belajar ekstrovet dan introvert memiliki keuntungan kelebihan tersendiri. Siswa dengan gaya belajar ekstrovet lebih cepat berhasil kalau tujuan belajar bahasa untuk komunikasi lisan, sebaliknya, siswa dengan gaya belajar introvet lebih unggul pada kemampuan membaca dan penguasaan ketatabahasaan mereka lebih baik.
            Berdasarkan desired degree of generality, Oxford (2001) mengelompokkan siswa  atas global dan analitik. Siswa dengan gaya belajar global lebih suka kegiatan yang bersifat komunikatif. Sebaliknya, siswa dengan gaya belajar analitik, lebih suka mempelajari struktur bahasa. Dari segi perbedaan biologis, kesenangan belajar siswa dikelompokkan atas waktu, tempat, dan perilaku ketika belajar. Berdasaran tempat, sebagian siswa lebih luka belajar pagi, siang atau malam. Berdasarkan tempat, sebagian siswa lebih suka belajar di dalam kelas, atau di luar ruangan. Berdasarkan perilaku dalam belajar, sebagian siswa suka makanan kecil dalam belajar, sebagian yang lain lebih suka belajar sambil mendengarkan musik.
            Beberapa istilah gaya belajar juga sudah didokumentasikan. Witkin (1949) mengunakan istilah field-independent dan field-dependent. Kolb (1976) mengunakan istilah convergers, divergers, assimilators, dan accommodators. Gregorc (1982) mengunakan istilah concrete sequential, abstract sequential, abstract random, dan concrete random. Pengelompokkan yang digunaka oleh Willing (1988) digunakan sebagai standar pengelompokkan gaya belajar dalam penelitian ini. Model penegelompokkan ini didpilih menjadi standar karena pengelompokkan yang dilakukan adalah gaya belajar yang digunakan dalam mempelajari bahasa Inggris.  Willing mengelompokkan gaya belajar bahasa peserta didik kedalam empat bagian: concrete, analytical, authority-oriented, dan communicative. Ciri-ciri dari masing-masing gaya belajar tersebut dapat dilihat pada Metodologi penelitian usulan penelitian ini.
          Beberapa penelitian tentang gaya belajar bahasa telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Reid (1987) mengidentifikasi gaya belajar 1 388 mahasiswa asing dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di Amerika Serikat. Hasil penelitiannya adalah, mahasiswa dari program study computer, teknik, dan kedokteran memiliki gaya belajar kinentetik dan auditory. Mahasiswa dari seluruh program studi kecuali yang berasal dari program studi Ilmu Pengetahuan Alam lebih suka belajar dalam kelompok. Beradasarkan asal negara, mahasiswa Korea lebih suka dengan gaya belajar visual, mahasiswa dari Cina dan Arab lebih suka dengan gaya belajar auditory, mahasiswa dari Thailand lebih suka dengan gaya belajar kinestetik. Penelitian lain dilakukan oleh Willing (1988) yang mengdentifikasi gaya belajar bahasa Inggris 517 imigran yang datang dari berbagai negara di Australia. Willing mengelompokkan empat gaya belajar bahasa Inggris imigran di Australia, yaitu: concrete, analytical, authority-oriented, dan communicative.
           Kajian teoritis dan empiris menunjukkan bahwa peserta didik memiliki gaya belajar yang bervariasi. Disamping itu, juga disimpulkan bahwa hasil belajar yang optimal akan dicapai jika pendekatan mengajar, metoda mengajar, teknik mengajar, materi ajar mengakomodasi gaya belajar peserta didik. Untuk itu, informasi tentang gaya belajar peserta didik perlu diketahui.

·        Metodologi

            Penelitian ini dikelompokkan pada jenis penelitian deskriptif karena tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan profil gaya belajar bahasa Inggris siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 7 Kota Padang. Sampel penelitian adalah dua kelas siswa kelas satu, dua kelas siswa kelas dua, dan dua kelas siswa kelas tiga. Sampel dipilih secara random dengan menggunakan teknik pemilihan klaster (cluster random sampling technique).
            Data dikumpulkan melalui kuisioner. Kuisioner dirancang dengan mengadopsi model Kuisioner yang digunakan oleh Willing (1988) dalam mengidentifikasi profil gaya belajar bahasa Inggris imigran yang bermukim di Australia. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis yang digunakan oleh Willing (1988). Gaya belajar bahasa Inggris siswa akan dikelompokkan pada empat kategori, yaitu: concrete, analytical, authority-oriented, dan communicative. Ciri-ciri dari masing-masing gaya belajar tersebut menurut Willing (1988) adalah sebagai berikut:

Tabel 1
Ciri-ciri Gaya Belajar Siswa (Willing, 1988)
Gaya Belajar
Karakteristik
Pembelajar Konkrit
(concrete learners)
1.     di kelas, mereka suka belajar dengan permainan.
2.     di kelas, mereka suka belajar dengan menonton film atau  video.
3.     mereka senang berdialog perpasangan.
4.     di rumah, mereka suka mendengarkan kaset.
5.     di kelas, mereka suka mendengarkan kaset.
6.     mereka suka dan mempraktekkan bahasa Inggris di luar kelas
Pembelajar analitis
(analytical learners)
1.     mereka suka mempelajari tatabahasa (grammar).
2.     di rumah mereka suska mempelajari buku bahasa Inggris.
3.     mereka suka belajar sendiri.
4.     mereka ingin guru memberi kesempatan untuk mencari ksalahan mereka secara mandiri.
5.     mereka ingin guru memberi mereka masalah untuk dipecahkan/dikerjakan.
6.     di rumah, mereka suka belajar dengan membaca koran.
Pembelajar yang Tergantung pada otoritas
(authority-oriented learners)
1.     mereka ingin guru memberikan aturan-aturan dari tata bahasa yang diajarkan.
2.     mereka suka jika guru memberitahu semua kesalahan mereka.
3.     Mereka suka guru menerangkan segala sesuatu kepada mereka.
4.     mereka suka mencatat semua penjelasan kedalam buku catatannya.
5.     mereka suka memiliki buku teks sendiri.
6.     di kelas, mereka suka belajar dengan membaca/menghafal.
7.     mereka suka belajar tata bahasa (grammar).
8.     mereka suka belajar kosakata bahasa inggris dengan melihatnya.
Pembelajar komunikatif
(communicative learners)
1.     mereka ingin guru memberikan kesempatan untuk menemukan sendiri aturan tata bahasa yang sedang dajarkan.
2.     mereka suka berbicara dengan penutur asli.
3.     mereka suka berbicara dengan teman dalam bahasa Inggris.
4.     di rumah, mereka suka menonton program TV  berbahasa Inggris.
5.     mereka suka menggunakan bahasa inggris di toko, bis, dll.
6.     mereka suka mempelajari kosakata dnegan mendengarnya.
7.     mereka suka belajar dengan percakapan.
8.     mereka ingin guru mengizinkan mereka menemukan kesalahan mereka sendiri.
                                                                                                                         

Karakteristik untuk setiap gaya belajar dijadikan satu item pada Kuisioner. Setiap item Kuisioner disediakan empat alternatif jawaban: tidak setuju, sangat tidak setuju, setuju, sangat setuju. Masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai yang berbeda:

1 untuk tidak setuju;
2 untuk  , sangat tidak setuju;
3 untuk setuju; dan
4 untuk jawaban sangat setuju.
Gaya belajar bahasa Inggris masing-masing peserta ditentukan oleh nilai rata-rata tertinggi yang dimiliki oleh peserta untuk keempat gaya belajar tersebut. Misalnya, nilai rata-rata peserta A untuk keempat gaya belajar tersebut adalah:
·        concrete = 2,5;
·        analytical = 3,6;
·        authority-oriented = 2,6; dan
·        communicative = 2,3.
Maka gaya belajar peserta A yang lebih dominan adalah gaya belajar analytical.

Monday, May 23, 2011

BUKU YANG TELAH DIKUMPULKAN untuk SAHABAT

 
DAFTAR REGISTRASI " BUKU untuk SAHABAT"




PAGES

NO
JUDUL BUKU
PENULIS
PENERBIT
DONATUR





1
Menyerap energi ketuhanan
Musa kazhim & alfian hamzah
Hikmah
258
GIGI
2
Himpunan putusan tarjih
Pimpinan pusat Muhammadiyah
Pimpinan pusat muhammadiyah
385
ika poerwinda
3
Misteri otak kanan manusia
Daniel H. Pink
Think
336
GIGI
4
Berguru Pada Kehidupan
Bayu Gautama
Hikmah
283
GIGI
5
Cawandatu di timur matahari
N. Syamsuddin Ch. Hasey
akar padi
156
Abd. Rasyid Idris
6
Indigostar
N. Syamsuddin Ch. Hasey
akar padi
232
Abd. Rasyid Idris
7
Indigostar
N. Syamsuddin Ch. Hasey
akar padi
232
Abd. Rasyid Idris
8
Indigostar
N. Syamsuddin Ch. Hasey
akar padi
232
Abd. Rasyid Idris
9
the light of wisdom
edward tigor siahaan
-
216
Abd. Rasyid Idris
10
jejak air mata
Abd. Rasyid Idris
NALA
205
Abd. Rasyid Idris
11
jejak air mata
Abd. Rasyid Idris
NALA
205
Abd. Rasyid Idris
12
Cermin Cinta

MASA
188
Abd. Rasyid Idris
13
Cermin Cinta

MASA
188
Abd. Rasyid Idris
14
Pangeran Berkuda Putih & Sopirku
Ishlah Rasyid
Refleksi Pustaka
96
Abd. Rasyid Idris
15
Cinta Selalu Menang
Ishlah Rasyid
NALA
121
Abd. Rasyid Idris
16
Cinta Selalu Menang
Ishlah Rasyid
NALA
121
Abd. Rasyid Idris
17
LIFE & one Million Trouble
Ishlah Rasyid
Cakrawala Fiksi
208
Abd. Rasyid Idris
18
2 jempol Untuknya
Alto Makmuralto
NALA
250
Abd. Rasyid Idris
19
Pahlawan dari Tanah LUWU
Sharma Hadeyang
?
187
Abd. Rasyid Idris
20
Setengah isi Stengah kosong
Parlindungan Marpaung
MQS publishing
335
Rhiri Izhart
21
Life Is Choise
Parlindungan Marpaung
MQS publishing
274
GIGI
22
THE CHOICE
AHMED DEEDAT
PUSTAKA AL-KAUTSAR
490
GIGI
23
1001 Pengetahuan Unik Tapi fakta
ang setiawan DKK
Azna Books
168
Anwar Junior
24
15 Wisdom Success
Andri Wongso
Elex Media Computindo
168
Ambo Lopi
25
Who Moved My Cheese?
Spencer Jhonson
Elex Media Computindo
92
Andi Edhy Surahmat
26
Antara Eko. Budak & Eko. Org Merdeka
Husain Matla
Matla
200
TOPAN
27
Titik Temu Tiga Hati
Gagas Media
Ichanx
265
TOPAN
28
NAIS TU MIT YU
Gagas Media
Dina Mardiana
232
TOPAN
29
Dienul Islam
Al.ma'arif
Nasruddin Razaq
339
TOPAN
30
DEALOVA
Gramedia
Dyan Nurandya
303
TOPAN
31
Khutbah Jum'at
-
-
483
TOPAN
32
Studio Max
Penerbit Andi
Penerbit Andi
265
TOPAN
33
photoshop Cs
Ferry Herlambang
Elex Media Computindo
138
TOPAN
34
Freehand 10
-
Penerbit Andi
322
TOPAN
35
the Edge Of Chronicles
Paul Steward
Matahari
350
TOPAN
36
La Tahzan
Dr. Aidh Al-Qarni
Qisthi Press
566
GIGI
37
Zero To Hero
Solikhin Abu Izzuddin
Pro.U.media
300
GIGI
38
Quantum Ikhlas
Erbe Sentanu
MQS publishing
236
GIGI
39
Detektif Conan
Gosho Aoyama
Elex Media Computindo
184
TOPAN
40
How to Be Hero?
Sugeng D. triswanto
Quills
224
GIGI
41
Kado Untuk Istriku
Muhammad Rais Amin
Nuqtah
91
GIGI
42
Skill With People
Less Giblin
GRAMEDIA
74
GIGI
43
The Art of  Dealing With People
Less Giblin
GRAMEDIA
88
GIGI
44
Mengenal potensi anak melalui tulisan tangan
Achsifina H. Soemarto
Grasindo
114
GIGI
45
100 Game Kreatif
Sya'ban Jamil & Taufik Hidayanto
Gradien Mediatama
144
GIGI
46
Aktivasi Berfikir Positif
Abd. Aziz SH
Dirapress
146
GIGI
47
PING
Stuart Avery Gold
BIP
81
GIGI
48
Terapi Komunikasi Aktif
Dr. Ibrahim Elfiki
Hikmah
181
GIGI
49
Gurita Cikeas
George Junus Adaitjonro
Galang Press
184
GIGI
50
Renungan-renungan Spiritual
Kahlil Gibran
Bentang
122
GIGI
51
Man jadda wajada
Akbar Zainuddin
GRAMEDIA
280
GIGI
52
BACALAH
SUHERMAN
MQS publishing
154
GIGI
53
Jangan Asal Shalat
Adul Mannan bin mohammad obari
Qisthi Press
317
GIGI
54
Selected poems
Goenawan Mohammad
Kata Kita
227
GIGI
55
Terapi Berfiir Positif
Dr. Ibrahim Elfiki
Zaman
339
GIGI
56
Restorasi Indonesia
Nasional demokrat
Nasional demokrat
151
GIGI
57
Assikalaibineng
MuChlis Hadrawi
Ininnawa
190
GIGI
58
Menjadi Wanita Paling Bahagaia
Dr. Aidh Al-Qarni
Qisthi Press
321
GIGI
59
Crazmo
Leutika
Leutika
355
GIGI
60
Soft Skil Untuk Pendidik
Badouse Media
Badouse Media
268
GIGI
61
Maju & berjuang untuk kesejahteraan Petani
Tamsil Linrng
Rm books
80
GIGI
62
Pengakuan Pelacur Jogja
Wahyuddin
tride
148
GIGI
63
Jurnal Ilmu Hukum Amanagappa
UNHAS
UNHAS
100
GIGI
64
HACKER
JASAKOM
Y3Dips
128
GIGI
65
Kamus populer Filsafat
Penerbit Andi
Penerbit Andi
220
GIGI
66
design grafis  adobe Cs. & Cs2

Elex Media Computindo
353
GIGI
67
Manajemen Sistem Informasi
Gramedia
GRAMEDIA
502
GIGI